Breaking News

Tanah Retak, Jenazah di Kuburan Digali

Garut, mitra-desa.com. Puluhan jasad yang terkubur di tempat pemakaman umum (TPU) Kampung Sukasari Desa Mekarsari, Cikajang, Garut, digali dan dipindahkan warga setempat. Penggalian dan pemindahan dilakukan warga secara bergotong royong.

"Ada 221 jasad yang sebelumnya terkubur dalam makam yang berada di TPU Sukasari ini yang kami pindahkan ke makam baru di TPU lainnya. Makam-makam tersebut rusak karena terjadi retakan tanah cukup parah dan sebagian terancam," ujar Ketua RW 04 Kampung Sukasari, Abdurrahman, Rabu 30 Oktober 2019.
Foto pikiran-rakyat.com


Seperti dilansir pikiran-rakyat.com, pemindahan jasad orang yang telah meninggal tersebut terpaksa dilakukan menyusul fenomena alam berupa munculnya retakan tanah di daerah tersebut. Pergerakan tanah ini telah menyebabkan sejumlah makam rusak dan sejumlah makam lainnya terancam.

Awalnya warga tak memikirkan jasad di kuburan yang tanahnya retak-retak. Namun setelah ada warga yang memberikan masukan, jasad di kuburan tersebut digali dan dipindahan secara bergotong-royong oleh warga.

Adapun yang dipindahkan tersebut, umumnya berupa tulang belulang atau kerangka. Hal ini dikarenakan jasad yang dikubur di pemakaman itu memang rata-rata sudah meninggal dalam kurun waktu cukup lama.

"Tulang belulang yang kita ambil dari makam yang dibongkar, kita kumpulkan. Kemudian masing-masing tulang belulang itu kita bungkus dengan kain kapan yang baru untuk kemudian kita bawa ke makam baru yang sudah disiapkan di pemakaman lainnya," katanya.


Pergerakan tanah

Foto pikiran-rakyat.com


Abdurahman menjelaskan, pergerakan tanah yang mengakibatkan keretakan tanah di daerah tersebut terjadi begitu saja tanpa adanya tanda-tanda terlebih dahulu. Tiap hari pergerakan tanah terus terjadi dan tiap hari panjang, lebar, dan kedalaman tanah yang retak terus bertambah.

Belakangan diketahui, retakan tanah bukan hanya telah mengakibatkan kerusakan puluhan makam akan tetapi juga mulai mengancam rumah warga. Ada sedikitnya 50 rumah milik warga dari dua RW yang kini mulai terancam retakan tanah yang terus melebar dan memanjang.

"Retakan tanah terus memanjang hingga akhirnya mendekati pemukiman dan menyebabkan 50 rumah warga terancam. Adapun jumlah kepala keluarga (KK) yang terancam ada 60 dengan total jumlah jiwa mencapai 240 jiwa. Namun demikian, hingga kini tak da warga yang mengungsi dan mereka masih memilih untuk bertahan di rumahnya masing-masing," ucap Abdurrahman.


Kejadian tersebut telah dilaporkan langsung ke Pemda Garut beberapa hari yang lalu. Pihak Pemkab Garut sendiri melalui dinas terkait sudah datang ke lokasi untuk melakukan peninjauan langsung dengan membawa ahli geologi. ***

Tidak ada komentar