Breaking News

Humor seorang nenek berterimakasih kepada corona

Oleh Aam Permana S

Humor yang dishare seorang teman di sebuah grup WA itu, mulanya kuanggap humor biasa.
Makanya, setelah dibaca dan diberi emoji senyum dan jempol tangan, kemudian dibiarkan saja di grup Wa. Tetapi tidak aku delate.


Tetapi hari ini, setelah mencermati dan mengamati situasi dan kondisi negara dengan saksama ( keren ya? hehe), aku kembali teringat humor dari teman yang mungkin saja sudah sampai juga ke haribaan pembaca mitra-desa.com sekalian yang baik hati.
Aku baca lagi berkali-kali humor itu. 
Kesimpulannya, humor yang dibuat entah oleh siapa itu, aku yakini, bukan humor biasa, tapi ada kaitannya dengan situasi dan kondisi negara saat ini. 
Humor itu, mungkin saja dibuat oleh seseorang yang punya indra keenam seperti Mama Laurent atau Mbak You, atau yang lainnya.
Mau tahu humornya? Simak baik-baik ya:

Seorang nenek menerima BLT 600 rb. lalu dia tanya ke petugas yg menyerahkan ..:
*Nenek *: Ini duit dari siapa.?
*Petugas *: Ini bantuan Corona nek.. 😁
*Nenek : *😭..Alhamdulilah..semoga Corona diberikan umur panjang, banyak rezeki dan sehat selalu..
😰

Pembaca tersenyum? Sudah pasti!
Menangkap sesuatu yang ada kaitannya dengan belum melandainya Covid-19 di negeri ini? Mungkin belum bisa menangkap.

Begini.
Doa orang yang teraniaya, menderita dan tidak berdaya, konon selalu cepat dikabulkan Sang Pamilik Alam dan Penghuninya. Kepercayaan tersebut, aku yakini kebenarannya, hingga saat ini.
Dan doa sang nenek sebagai perwakilan dari penerima bantuan yang tidak tahu soal corona tadi, mungkin mendapat jawaban. 
Buktinya,  corona panjang umur dan terus menjadi pandemi di dunia, wabil husus di Indonesia.
Karena itulah, pemberi bantuan sosial kepada terdampak Covid-19, harus memberi narasi yang jelas. Kalimat "bantuan corona," diketahui memang jadi narasi yang berkembang di masyarakat, belakangan ini.
Selain itu, petugas juga harus memberikan penjelasan lebih dulu kepada penerima bantuan. Jangan sampai, virus didoakan panjang umur dan banyak rejeki. Hehehe.
Hanya itukah alasan aku menulis tulisan ringan seringan kapas ini? Tentu tidak.
Sebenarnya, yang pokok, aku ingin menyampaikan kekhawatiran yang mendalam terkait program pemberian bantuan sosial di masa Covid-19 ini. Terutama khawatir uang negara habis tak karuan, sebab banyak penerima, yang sebenarnya tidak layak menerima bantuan.
Di tulisan sebelumnya aku menulis soal penerima bantuan sosial yang ternyata memiliki kendaraan roda empat atau berduit.
Belakangan, aku mendapat temuan lagi soal keluarga yang menerima bantuan berkali-kali. 
Pertama, penerimanya adalah suaminya,  kemudian, yang kedua, istrinya. Keduanya mendapat bantuan karena memiliki KK berbeda walau sudah kawin (siri). 
Banyak juga warga yang sebenarnya tidak terdampak, menerima bantuan, baik dari pusat, provinsi, kabupaten maupun desa.
Seorang rekan berseloroh, kalau begini terus negara akan bangkrut, dan penerima akan keenakan, kemudian jangan-jangan berharap corona tetap menjadi pandemi di negeri ini.***



Tidak ada komentar